Rabu, 16 Januari 2013

KISAHKU DI SEKOLAH


Cerpen

KISAHKU DI SEKOLAH

     Cerita ini berawal ketika aku duduk di bangku SMP, tepatnya  aku merasa kelas tujuh. Aku merasa bahagia karena diterima di SMP N 4 yang merupakan SMP favorit di kotaku, Solo. Saat itu aku merasa senang karena mendapat teman baru.
     Tetapi hanya beberapa teman saja yang aku kenal, salah satunya Nur Hidayati, teman sebangkuku. Aku merasa teman – temanku masih cuek dan belum terbiasa dengan teman barunya. Bagiku itu hal yang wajar. Di kelas tujuh ini kami masih berkelompok dalam bermain ataupun belajar, lama kelamaan kami mulai kenal satu sama lain walaupun masih suka berkelompok.
     Di akhir semester kedua kami mengikuti acara kemah raya di Kalisoro, Tawangmangu. Dalam kemah itu di kelasku khususnya untuk perempuan di bagi menjadi dua kelompok. Kelompokku bernama Aster, terdiri dari: Fega sebagai ketua, icha’ sebagai wakil ketua, aku, nur, mei, agis, juliana, devy, dan Fira. Setelah acara itu usai kami pun merasakan kelelahan karena banyak mengikuti kegiatan pada kemah raya itu. Setelah itu libur kenaikan kelas di mulai .
*********
     Libur pun telah usai, kini aku sudah duduk di bangku kelas delapan. Aku mendapat satu teman lagi yaitu Bernovia Kika Permata, ia pindahan dari SMP N 1 Klaten. Semenjak itu aku mulai dekat dengannya dan ia menjadi sahabatku. Tempat dudukku berpindah menjadi sebangku dengannya, sedangkan Nur sebangku dengan Cendy (sahabatku).
     Di kelas ini aku merasa banyak masalah yang timbul, mulai dari masalah pribadi maupun masalah bersama. Banyak pula ditemui perbedaan pendapat antara kami, antara laki-laki dengan perempuan, maupun sesama jenis. Tetapi tak jarang pula ditemui kekompakan dan keseruan dalam kelas kami.
     Pernah saat itu hampir setengah murid di kelasku terkena urusan dengan BP, karena anak laki-laki bermain lempar-lemparan kapur dan ada salah satu anak perempuan melaporkannya ke BP. Anak laki-laki pun tak terima dan kembali melaporkan bahwa anak perempuan bermain HP. Itu yang menjadi contoh masalah yang timbul di kelasku.
*********
     Tak terasa satu tahun telah berlalu, kini aku duduk di bangku kelas Sembilan. Tak tahu mengapa, saat ini aku mulai menemukan jati dr teman-temanku. Saat ini kami bisa menjadi kelas yang kompak, walaupun masih ada permasalahan, tetapi itu tak berlangsung lama dan tidak sering terjadi. Pada tanggal 17 November 2011 sekolahku mengadakan berbagai lomba, antara lain ; lomba melukis, futsal, bercerita, speech contest, menangkap belut, dan pildacil. Acara itu dalam rangka memperingati ulang tahun sekolahku. Berbagai lomba telah kami ikuti, akan tetapi, kami harus menerima kenyataan bahwa kami kalah dari beberapa lomba tersebut. Tetapi tak mengapa, pada hari itu kami semakin kompak. Saat itu temanku, Juliana, mengikuti lomba melukis, akan tetapi lukisannya didiskualifikasi karena dianggap telah melebihi waktu yang ditentukan.
“ Ya udah, tidak apa-apa.”kata Juliana karena tak ingin ada permasalahan.
“ Gimana sih Jul, kita harus optimis dulu, coba kita bicarain sama panitianya.” kata salah satu temanku.
“ Gambarmu didiskualifikasi ,Jul?” tanyaku
“ Tidak tahu.” Jawab Juliana
“ Eh, Wibi, Rama, sama Tyo Tanya sama panitianya tho?” Kata teman lainnya.
“ Apa iya?” Tanyaku.
“ He.em, liat saja di luar!”
     Ternyata benar mereka sedang menanyakan masalah tadi kepanitianya. Dan hasilnya lukisan Juliana tidak jadi didiskualifikasi.
“ Jul, gambarmu tidak jadi didiskualifikasi lhoo.” Kata temanku
“ apa iya?”Jawab Juliana
“ iya.”
“ Alhamdulillah.” Ucap semua teman-temanku.
     Kami semua merasa lega masalah itu dapat terselesaikan. Dan tidak seperti biasanya kami sekompak itu, sampai-sampai mau membela salah satu dari teman kami.
*********
     Siang hari setelah lomba itu usai, Aku, Dwi okta, Juliana, dan Ilyas berlatih musikalisasi. Di tengah kami berlatih, kami membicarakan tentang kelas kami yang semakin kompak. Hal itu membuat kami tidak ingin berpisah. Sampai-sampai kami berpikiran untuk bersekolah di tempat yang sama lagi dan sekelas. Hal itu tidak mungkin tercapai, karena nilai kami pasti akan berbeda.
     Di dalam hati kecilku, aku susah sekali untuk berpisah dengan teman-temanku. Tinggal empat bulan lagi kami dapat bersama-sama. Aku tak pernah menyadari bahwa sebentar lagi kami akan berpisah.
     Aku berharap agar aku bisa selalu mengingat kebersamaan ini. Begitu pula dengan teman-temanku. Amiiiin…..

                                                         - Selesai-

Karya : Della Vega Muntiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar